Iahanya lenyap dari dunia dan alam syahadah, bukan dari alam malakut. Hal ini tertera dalam Al-Qur'an Surah Ali Imran ayat 169-170." Manfaat dzikir yang sedemikian luar biasa bagi kehidupan dunia-akhirat kita senantiasa Allah ulang-ulang di dalam kitab-Nya agar kita terus menerus mengamalkannya; "Hai orang-orang yang berimanOleh Prof Nasaruddin Umar"Wahai hamba-Ku, jika engkau ingin masuk ke wilayah kesakralan-Ku Haramil Qudsiyah, jangan engkau tergoda oleh alam mulk, alam malakut, dan alam jabarut, karena alam mulk adalah setan bagi orang alim, alam malakut setan bagi orang arif, dan alam jabarut setan bagi orang yang akan masuk ke alam qudsiyah.” hadis qudsi.Alam syahadah mutlak memiliki tingkatan-tingkatannya alam mulk, mitsal atau hayal, dan alam barzakh, yang keseluruhannya ternyata akrab dengan manusia. Sementara, alam malakut, yang lebih dikenal dengan alamnya para malaikat dan jin, merupakan suatu alam yang tingkat kedekatannya dengan alam puncak lebih utama daripada alam-alam alam malakut masih lebih rendah daripada alam di atasnya, seperti jabarut dan al-a’yan al-tsabitah, yang akan dibahas dalam artikel mendatang. Mulai alam mitsal sampai alam-alam di atasnya tidak bisa ditangkap pancaindra dasar atau fisik manusia karena sudah masuk wilayah alam gaib. Manusia dengan pancaindra fisiknya hanya mampu mengobservasi secara fisik alam syahadah mutlak, seperti alam mineral, alam tumbuh-tumbuhan, alam hewan, dan sebagian dari dirinya sendiri. Alquran mengisyaratkan unsur kejadian manusia ada tiga, yaitu unsur badan atau jasad jasad, unsur nyawa nafs, dan unsur roh ruh . Dalam Alquran, nyawa dan roh berbeda. Nyawa dimiliki tumbuh-tumbuhan dan binatang, tetapi unsur roh tidak dimiliki oleh keduanya, bahkan oleh seluruh makhluk Tuhan lainnya. Unsur roh inilah yang membuat para malaikat dan seluruh makhluk lainnya sujud kepada manusia Adam.Roh yang merupakan unsur ketiga manusia ini menjadi potensi amat dahsyat baginya untuk mengakses alam puncak sekalipun. Unsur ketiga inilah yang disebut sebagai ciptaan khusus khalqan akhar di dalam Alquran."Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati berasal dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian, air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka, Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik." QS al-Mu’min [23] 12-14.Kata ansya’nahu khalqan akhar dalam ayat di atas, menurut para mufasir, maksudnya adalah unsur rohani setelah unsur jasad dan nyawa nafs. Hal ini sesuai dengan riwayat Ibnu Abbas yang menafsirkan kata ansya’nahu dengan ja’ala insya’ al-ruh fih, atau penciptaan roh ke dalam diri Adam. Unsur ketiga ini kemudian disebut unsur ruhani, atau lahut atau malakut, yang menjadikan manusia berbeda dengan makhluk biologis ketiga ini merupakan proses terakhir dan sekaligus penyempurnaan substansi manusia sebagaimana ditegaskan di dalam beberapa ayat, seperti dalam surah al-Hijr 28-29. Setelah penciptaan unsur ketiga ini selesai, para makhluk lain, termasuk para malaikat dan jin, bersujud kepada Adam dan alam raya pun ditundukkan taskhir untuknya. Unsur ketiga ini pulalah yang mendukung kapasitas manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi QS al-Anam [6] 165 di samping sebagai hamba QS al-Zariyat [51] 56.Meskipun memiliki unsur ketiga, manusia akan tetap menjadi satu-satunya makhluk eksistensialis karena hanya makhluk ini yang bisa turun naik derajatnya di sisi Tuhan. Sekalipun manusia ciptaan terbaik ahsan taqwim/QS al-Tin [95] 4, ia tidak mustahil akan turun ke derajat paling rendah asfala safilin QS at-Tin [95] 5, bahkan bisa lebih rendah daripada binatang QS al-Araf [7] 179.Eksistensi kesempurnaan manusia dapat dicapai manakala ia mampu menyinergikan secara seimbang potensi berbagai kecerdasan yang dimilikinya. Seperti orang sering menyebutnya dengan kecerdasan unsur jasad IQ, kecerdasan nafsani EQ, dan kecerdasan rohani SQ. Tidak semua aspek manusia itu dapat dipahami secara ilmiah dan terukur oleh kekuatan pancaindra manusia. Karena memang unsur manusia memiliki unsur lapis mineral tubuh kasar sampai kepada roh unsur lahut malakut yang di-install Allah SWT sebagaimana ditegaskan lagi di dalam Alquran, \"Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh-Ku kepadanya, tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya. Lalu, para malaikat itu bersujud semuanya,” QS Shad [38] 72-73.Para penghuni alam malakut terdiri atas para jin dan malaikat, termasuk iblis. Alam ini tidak bisa diakses dengan pancaindra atau kekuatan-kekuatan fisik manusia. Alam ini hanya bisa diakses manusia jika mereka mampu menggunakan potensi lahut dan malakut yang dimilikinya. Hubungan interaktif antara para penghuni alam dimungkinkan, mengingat berbagai alam itu sama-sama ciptaan Allah sebagai makhluk utama memiliki kemampuan untuk itu karena kedahsyatan unsur ketiga tadi. Jika kita merujuk kepada pendapat Syekh Abduk Qadir Jailani yang membagi roh itu dalam empat tingkatan, makin mudah kita memahami kemungkinan itu. Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya, Sirr al-Asrar, roh itu memiliki empat itu adalah roh jasad yang berinteraksi dengan alam mulk; roh ruhani yang berinteraksi dengan alam malakut; roh sulthani yang berinteraksi dengan alam jabarut; dan roh al-quds yang berinteraksi dengan alam lahut. Namun, perlu diingatkan di sini bahwa kita sebagai hamba tidak boleh terkecoh oleh bayangan keindahan alam-alam di atas sampai kita lengah sehingga seolah-olah pencarian kita bukan lagi tertuju kepada ridha Allah semata, melainkan sudah terkecoh oleh unsur-unsur kekeramatan. Makin tinggi tingkat pencarian seseorang, makin tinggi pula unsur pengecohnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis qudsi di atas. Kerjakanlah semuanya dengan semata-mata karena Allah SWT. sumber pusdok republika
Assalamualaikum Wr. Wb Bapak Lukman yang hormati, Saya merasakan bisa cerdas & memiliki ilmu-ilmu yang tidak saya ketahui. Pertanyaannya: Apakah
By Mang AnasA. Tingkatan Dzikir1. Dzikir Ghoflah [ Mulut berdzikir tetapi angan angannya kemana mana ] = Makom Alam Nasut = Alam Orang Syariat = Simbol Warna Merah = Hal yang dapat dipahami baru sebatas Wujudullah [ wujud - wujud yang dohir ] , yaitu hal hal yang nampak pada wujud alam semesta Dzikir Nafs [ Angan angannya sudah ditujukan kepada Allah tetapi dirinya masih merasa wujud ] = Makom Alam Malakut = Alam Orang Tharikat = Simbol Warna Kuning = Hal yang dapat dipahami meliputi Wujudullah & Sifatullah, yaitu berupa hal hal yang nampak dari jagat raya dan kayakinan sang salik - pun mulai menguat bahwa terhadap semua yang wujud ini ada rahasia dan campur tangan Allah didalamnya lewat kekuasaan asma dan sifat - Dzikir Ruh [ Terasa seperti selalu memandang Allah, merasa yang ada hanya Dzatullah semata , ia merasa dirinya tidak lagi ada ] = Makom Alam Jabarut = Alam Orang Makrifat =Simbol Warna Putih = Hal yang dapat dipahaminya meliputi Wujudullah, Sifatullah & Dzatullah. Pada tahap ini sang salik telah sampai pada maqom " Musyahadah ", yaitu tahapan Penyaksian Eksistensi Dzat Tuhan dengan mata basyiroh [ Mata Hati ] -> Mi'raj Dzikir Siir atau dzikir Rahsa [ Merasa selalu bersama Allah ] = Maqom Alam Lahut = Alam Orang Hakekat = Simbol Warna Hitam = Hal yang dapat dipahaminya meliputi Wujudullah, Sifatullah , Dzatullah & Sirrullah. Pada maqom ini Sang salik dikembalikan kedunia dalam kondisi batinnya yang sudah diliputi oleh Nurullah dan Nur Muhammad. Ia pun ditahbiskan oleh Allah dengan gelar " Abdullah ", gelar tertinggi yang dapat dicapai oleh para peniti jalan salik. Diposisi ini sang salik tidak lagi memiliki kehendak dan keinginan yang muncul dari dirinya. Karena ia sudah dihiasai dengan sifat sifat Tuhan dan menyandang nama-Nya. Ia memandang segala sesuatu dengan cara pandang Tuhan dan ia tidak akan bertindak dan berbicara kecuali atas dasar kehendak dan perintah -Nya. Itulah kriteria dan kapasitas pribadi sang " Abdullah ", orang telah memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Perhatikan urutan kalimat Tasbih, Tahmid, Tahlil dibawah ini _ yang disebut kalimah " Nur Muhammad " _ , dimana kalimat Hauqalah [ La khaula wala kuwwata illa billah ] ditempatkan sebagai puncak bacaan dzikir. سُبْحَانَ اللهِوَالْحَمْدُ للهِوَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهوَاللهُ أَكْبَرُلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ" Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung " - HR MuslimItulah bukti ilmiah bahwa maqom pasrah dan berserah diri itu merupakan maqom tertinggi yang dapat dicapai oleh Para peniti jalan salik. Catatan Maqom Mutmainnah atau Titik Khidir atau Maqom antara Alam Malakut dan Alam Jabarut = Simbol Warna HijauB. Jenis -jenis Shalat Wajib dan Sunah serta kedudukannya dalam siklus Martabat Tangga perjalanan ruhani menuju Tuhan dengan tujuh - martabat Shalat wajib dan Sunah 1. Shalat Subuh Dilaksanakan di pagi hari dilakukan sebanyak dua rakaat, kedudukan shalat ini ada pada martabat alam insan atau alam tubuh dan materi. Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat mensucikan diri kita dari kotoran nafsu Lawwamah [ nafsu - nafsu yang berasal dari tabiat hewaninyah manusia ]2. Shalat DhuhurDilaksanakan di siang hari dilakukan sebanyak empat rakaat, kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Ajsam atau Alam Akal, ide dan kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat mensucikan diri kita dari kotoran nafsu Amarah [ Nafsu - nafsu yang berasal dari tabiat golongan Jin atau setan yang melekat didalam diri manusia ] 3. Shalat AsharDilaksanakan di sore hari dilakukan sebanyak empat rakaat, kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Mitsal atau alam jiwa [ Qolbu ].Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat mensucikan diri kita dari kotoran nafsu Sufiyah [ tabiat hidup berlebih - lebihan dan bermegah megahan ]4. Shalat MaghribDilaksanakan pada awal pergantian siang dan malam hari, shalat ini dilakukan sebanyak tiga rakaat. Kedudukan shalat ini ada pada martabat alam kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat mengantarkan diri kita mencapai kondisi Mutmainah [ rasa tenang, damai, sejahtera dan terbebas dari segala rasa takut ].5. Shalat IsyaDilaksanakan mulai awal malam hingga ahir sepertiga malam, shalat ini dilakukan sebanyak empat rakaat. Kedudukan shalat ini ada pada alam Siir atau alam Rasha atau Martabat kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat menghantarkan diri kita mencapai maqom makrifatul Asma [ yaitu berupa limpahan karunia ilmu - ilmu rahasia dari Allah SWT ].6. Shalat TahajudDilaksanakan mulai pertengahan malam hingga menjelang tibanya waktu fajar. Shalat ini dilakukan minimal sebanyak dua rakaat dan hingga maksimal 8 rakaat. Kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Sifat atau alam kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat menghantarkan diri kita meraih Maqom Fanafillah atau makrifat fi sifat [ Karuniai hikmah dan kebijaksanaan ] yang dalam redaksi Al Qur'an disebut dengan istilah " Maqoman Mahmudah ". 7. Shalat WitirWaktunya sama dengan shalat tahajud dan dilakukan sebagai penutup dari shalat malam. Jumlah rakaat dari shalat ini harus ganjil. Jumlah rakaat tidak dibatasi. Kedudukan shalat ini ada pada martabat Dzat atau martabat kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat menghantarkan diri kita kepada maqom " Bakabillah " [ yakni rasa nyawiji dengan Tuhan dalam asma wa sifat ].C. Gerakan shalat dan alamnya1. Berdiri = Alam Nasut -> kedudukan dzikirnya " Subkhanallah "2. Ruku = Alam Malakut -> kedudukan dzikirnya " Alhamdulillah "3. Sujud = Alam Jabarut -> kedudukan dzikirnya " La ilaha illa Allah"4. Duduk = Alam Lahut -> kedudukan dzikirnya " Allahu Akbar "5. Salam = Turun ke Alam Nasut bersama Allah = kedudukan dzikirnya " La haula wala kuwwata illa billahi 'aliyul 'adim " Allahu Akbar dibaca setiap pergantian gerak = Mikroj / Sayap Buroq atau energi untuk naik. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memotivasi para salik untuk terus aktif dan Istiqomah dijalanTuhan.